Langsung ke konten utama

Makalah & Askep Sirosis Hepatis

Anatomi Fisiologi
 hati terletak dibelakang tulang-tulang iga atau (kosta) dalam rongga abdomen daerah kanan atas, hati memiliki berat sekitar 1500 g dan dibagi menjadi empat lobus. Setiap lobus hati terbungkus oleh lapisan tipis jaringan ikat yang membentang kedalam lobus itu sendiri dan membagi masa hati menjadi unit-unit yang lebih yang lebih kecil, yang disebut lobulus.
Keperawatan medikal-bedah vol. 2 hal 1150



Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, yang terletak di bagian teratas dalam rongga abdomen sebelah kanan di bawah diafragma, hati secara luas dilindungi iga-iga.
Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis (Evelyn C.Pearce)
Fungsi hati                                                                                                                 
·         Meta bolisme karbohidrat :
§  Glikogenesis           : pembentukan glukosa menjadi glikogen
§  Glikogenolisis          : pembentukan glikogen menjadi glukosa
§  Glukoneogenesis     : pementukan glukosa bukan dari karbohidrat, tetapi dari protein, dan lemak
·         Pembentukan dan sekresi empedu
·         Penyimpanan vitamin dan mineral :
§  Glikogen
§  Vitamin larut lemak (A, D, E, K dan B12)
§  Zat besi
·         Metabolisme lemak : ketogenesis dan sintesis kolesterol
·         Metabolisme protein:
§  Sintesis                  : albumin (mengatur tekanan osmotik koloid plasma)
§  Sintesis plasma protein : protombin, fibrinogen
§  Pembentukan urea           : urea dibentuk didalam hati NH3, di sekresi melalui urine dan feses
Ani haryani, S. Kep  (hal 222)

Definisi chirosis hepatis


           Chirrosis hepatis penyakit yang ditandai oleh adanya peradangan difus dan menahun pada hati, diikuti dengan proliferasi jaringan ikat, degenerasi, dan regnerasi sel-sel hati, sehingga timbul kekacauan dalam susunan parenkim hati.
Kapita Selekta Kedokteran UI edisi ketiga Jilid 1 hal 508
            Sirosis hati adalah penyakit yang ditandai oleh adanya peradangan difus dan menahun pada hati, diikuti dengan proliferasi jaringan ikat, degenerasi dan regenerasi sel hati sehingga timbul kekacauan dalam susunan parenkim hati. 
Arif mansjoer,FKUI. 1999
Istilah sirosis diberikan oleh laence tahun 1819, yang berasal dari kata khirros yang berarti kuning orange (orange yellow), karena perybahan warna pada nodul-nodul.
Ø  Suatu keadaan disorganisasi yang berubahan dari struktur hati yang normal akibat nodul regeneratif yang dikelilingi jaringan fibrosis.


Kesimpulan
            Sirosis adalah kondisi fibrosis dan pembentukan jaringan parut yang difus di hati. Jaringan hati normal di gantikan oleh nodus-nodus fibrosa keras serta pita-pita fibrosa yang mengerut dan mengeliligi hepatosit. Dan fungsi hati normal terganggu, sehingga terjadi pengerasan hati.

Etiologi
            Secara morfologi, serosis di bagi atas jenis mikronodular (portal), makronodular (pascanekrotik) dan jenis campuran, sedang dalam klinik dikenal 3 jenis, yaitu portal, pasca nekrotik, dan bilier. Penyakit-penyakit yang diduga dapat menjadi penyebab sirosis hepatis antara lain.
·         Malnutrisi
·         Alkoholisme
Alkohol adalah salah satu penyebab sirosis hepatis karena sifat alkohol itu sendiri merupakan zat toksik bagi tubuh yang langsung terabsorbsi oleh hati yang dapat juga menjadikan perlemakan hati
·         Virushepatitis
Hepatitis virus yang telah menginfeksi sel semakin lama akan berkembang menjadi sirosis hepatis
·         Kegagalan jantung yang menyebabkan bendungan vena hepatika
·         Penyakit wilson
·         Hemokromatosis
Kelebihan zat besi juga akan semakin memnperberat kerja hati sehingga hati tidakdapat mengolah zat besi di absrobsi tubuh tetapi zat besi akan tertimbun dalam jumlah banyak yang dapat menyebabkan sirosis hepatis
·         Zat toksik
·         Dan lain-lain

kapita selekta kedokteran UI edisi ketiga jilid 1 hal 508




Hepatitis
            Hepatitis adalah peradangan hati. Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol, dan dijumpai pada kankerhati, gejala dan tanda masing-masing hepatitis serupa, namun cara penularan dan hasil akhirnya mungkin berbeda.
Elizabeth j. Corwin (hal 660)
Jenis hepatitis
·         Hepatitis A
·         Hepatitis B
·         Hepatitis C
·         Hepatitis D
·         Hepatitis E
Hepatitis A
Dinamakan hepetitis infeksiosa, disebabkan oleh virus RNAdari vamili enterovirus, penularan penyakit ini adalah melalui jalur rektal-oral,  terutama melalui konsumsi makanan dan minumanyang tercemar virus tersebu masa inkubasi dari 1 sampai 7minggu bahkan sampai 30 hari.
Gejala :
a)       Pasien tidak ikterik
b)       Infeksi saluran nafas
c)       Anoreksia
d)       Urine berwarna gelap
e)       Nyeri epigastrium
f)        Mual
g)       Nyeri uluhati
h)       Menolak bau-bau keras seperti roko
Hepatitis B
Ø  Hepatitis B akut:infeksi akut dengan gejala utama berhubungn erat dengan adanya nekrosis pada hati
           
Ø  Hepatitis B kronik:berupa penyakit menetap, tidak menyembuh secara klinis atau laboratorium atau pada gambaran patologi anatomi, selama 6 bln.
Hepatitis kronik
·         Hepatitis kronik Persisten: hepatitis yang mempunyai prognosis baik dan akan sembuh sempurna
·         Hepatitis kronik aktif   : hepatitis yang berakhir menjadi Chirrosis hepatis

      Hepatitis C
Masa inkubasi hepatitis C bervariasi dan dapt berkisar 115 hingga 160 hari. Ditularkan melalui darah (angka penularan melalui kelamin rendah).

      Hepatitis D

            Hepatitis D sering dijumpai diantara pemakai obat-obat IV, pasien pasien hemodialis dan penerima tranfusi darah dengan donor multiple. Masa ikubasi bervariasi antara 21 sampai 140 hari.gejalanya sama dengan hepatitis B, kecuali pasien lebih cenderung untuk menderita hepatitis pulminan dan berlanjut menjadi hepatitis kronis serta sirosis hati. Terapi hepatitis D sama dengan te
rapi penderita hepatitis  lain, kecuali interferon karena untuk hepatitis D masih diselidiki.

       Hepatitis E

Hepatitis E adalah jenis virus hepatitis yang baru teridentifikasi, ditularkan melalui jalur fekal-oral. Masa ikubasi bervariasi berkisar antara 15 hingga 65 hari. Awitan dan gejalanya sama dengan hepatitis yang lain.

Tanda dan gejala hepatitis
·         Anemia
·         Defisiensi nutrisi
·         Kelelahan edema
·         Mual dan muntah
·         Febris
·         Sesak nafas
·         Anoreksia
·         Pendarahan esofagus
·         Acites
·         Ikterus

Keperawatan medikal-bedah vol. 2 (hal 1169-1176)
Komplikasi penyakit sirosis hepatis
            Dalam keadaan penderita yang berat sangatlah sulit di bedakan apakah keadaan berikut merupakan stadium lanjut dari gagal hati atau merupakan komplikasi dari kelainan ini. Untuk gagal hati akut komplikasi dapat terjadi setiap saat, sedangkan pada sirosis hati atau penyakit hati menahun lainnya lainnya dapat terjadi apaabila koma berlangsung lama (lebih dari 1 minggu)
Umumnya komplikasiyang dapat terjadi adalah :
1.       Edema otak : dapat mengakibatkan meningkatnya tekanan intracranial,sehingga dapat menyebabkan kematian. Dijumpai pada 30-40% dari kasus-kasus fatal.
2.       Gagal ginjal : akibat penurunan perfusi ke kortek ginjal terdapat pada sekitar 40% kasus.
3.       Kelainan asambasa : hamper selalu terjadi alkalosis respiratorik hiper ventilasi, sedangkan aalkalosis metabolic terjadi akibat hipokalemia. Asidosis metabolic dapat terjadi karena penumpukan asam laktat atau asam orgaanik lainnya karena gagal ginjal.
4.       Hipoksia : sering terjadi karena edema paru atau radang paru akibat peningkatan premeabilitas pembuluh darah kapiler di jaringan interstisil atau alveoli.
5.       Gangguan faal hemostasis dan pendarahan terjadi pada 40-70% kasus.
6.       Gangguan metabolism (hipoglikemia) dan gangguan keseimbangan elektrolit (hipokalsemia).
7.       Kerentanan terhadap infeksi : sering terjadi sepsis terutama karena bakteri gram negative, peritonitis, infeksi jalan nafas atau paru.
8.       Gangguan sirkulasi : pada tahap akhir dapat terjadi hipotensi, bradikardi maupun henti jantung.
9.       Pankreaatitis akut : jarang terjadi sulit diketahui semasih hidup sering ditemukan postmortem.
gawat darurat penyakit dalam (wayan mega astera hal. 69-70)
Prosedur diagnostik

·         USG, menggunakan gelombang suara untuk menggambarkan hati, kandung empedu, dan saluran empedu
·         CT scan,bisa memberikan gambaran hati yang sempurna dan terutama digunakan untuk mencari tumor
·         MRI, memberikan gambaran yang sempurna mirip dengan CT scan,dapat mendeteksi aliran darah dan sumbatan pada pembuluh darah Pemeriksaan ini ebih mahal dari CT Scan
·         Scan / biopsy hati                         :  mendeteksi infiltrate lemak, fibrosis, kerusakan jaringan hati
·         Kolesistografi / kolangiografi : memperlihatkan penyakit duktus empedu yang mungkin sebagai faktor predisposisi
·         Esofagoskopi                               : dapat melihat adanya parises esophagus

Keperawatan medikal-bedah vol. 2 (hal 1179)

Penata laksanaan medis

·         Berikan antasida untuk mengurangi distres lambung dan meminimalkan penderahan di lambung
·         Vitamin dan supemen nutrisi akan meningkatkan proses kesembuhan pada sel hati yang rusak dan memperbaiki status pasien
·         Pemberian preparat diuretik untuk mengurangi asites
·         Asupan protein dan kalori yang adekuat
·         Colchicine merupakan preparat anti inflamasi

Penatalaksanaan diet
v  Diet rendah protein(Protein 1 g/kg BB, 5,5 g protein, 2000 kalori
v  Diet rendah garam II (600 – 800)
v  Bila ada tanda- tanda prekoma atau koma hepatikumjumlah protein dalam makanan dihentikan
                                                                                                                        (Kapita selekta)
Therapy

      Vitamin K ( koagulan/pembekuan), sebagai koenzim yang mensintesa factor pembekuan darah. Vitamin K berfungsi juga untuk metabolisme kalsium dan perkembangan tulang.
      Lasik merupakan obat yang berfungsi untuk diuresis kuat dna titik kerjanya dilengkungan henle berguna menikan dan sangat efektif pada keadaan edema diotak dan paru-paru yang akut.
      Vitazim merupakan vitamin yang berguna untuk memperlancar metabolisme
      Actrapid berguna untuk menurunkan kadar gula darah dimakan ½-1jam sebelum makan.
      Diet TKTP
      Diet TKTP untuk membantu metabolisme protein dalam hati sehingga membentuk asam amino yang dibutuhkan untuk pembentukan energi, selain itu kalori gunanya untuk energi dan protein untuk proses penyembuhan.


  Patofisiologi sirosis hepatis

 



                                                                                                              
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CHRIROSIS HEPATIS

KASUS
Ny A (55 tahun) datang ke Rumah sakit dengan keuluhan utama mual dan muntah darh. Sehari sebelum masuk RS pasien mengeluh sesak nafas, nafsu makan menurun, mual (+), muntah merah kehitaman kurang lebih 2 gelas, BAB hitam, urine kuning pekat, mata dan wajahnya tampak kuning. Pasien segera dibawa ke RS.
Pada saat pengkajian : kesadaran pasien compos mentis, tampak sesak, wajah pucat, lemah, lengan kurus, konjungtiva anemis, sklera ikterik, JVP tak meningkat, ronchi (+/+), hasil rontgen terbaca adanya effusi pleura bilateral.
Abdomen : tampak cembung, acites, hepatomegali, spidernevi (+), extermitas atas : tidak ada edema, extermitas bawah : edema, pitting edema +2, TTV : BP 110/70, HR 100 x/menit, RR 28 x/menit, Temp 38˚C, terpasang oksigen 4 lt/menit binasal kanul dan NGT/
Hasil laboratorium saat masuk RS :
Hb. 7 gr %, Lekosit 10.600, PCV 35, Trombosit : 360.000, Gula Darah Sewaktu : 90, SGOT : 135, SGPT : 150, Ureum : 46, Kreatinin : 5.2, Natrium : 3.0, Kalium : 4.0, Albumin : 1.9, Bilirubin Total : 10.5, Bilirubin Direk : 20, Protein total : 6.0
Hasil USG : kesan tampak pem besaran hepar e.c Chirrosis Hepatis
Therapy/           Vitamin K 2 x 1 ampul / IV ; Lasik 2 x 40 m g / IV
                        Vitazim 3 x 1 tab p.sonde ; Vometa 3 x 1tab p.sonde
Infus RL : Comafusin Hepar : Martos = 2 : 1 : 1 = 2000 cc per 24 jam, Diit cair TKTP
Rencana transfusi PRC 2 labu dan Albumin 1 x 1 labu untuk 3 hari, Rencana Bilas Lambung.
Riwayat penyakit dahulu :
Pasien adalah penderita Hepatitis B dan HBs Ag (+) sejak 7tahun yang lalu.


A.     Pengkajian
1)       Identitas pasien
Nama                           : Ny A
Umur                            : 55 tahun
Agama                          : tidak terkaji
Alamat                         : tidak terkaji
Jenis kelamin               : Perempuan
Pendidikan                   : tidak terkaji
Suku bangsa                 : tidak terkaji
Tanggal masuk             : tidak terkaji
Tanggal pengkajian      : tidak terkaji
Waktu                           : tidak terkaji
Diagnose medis            : Chirrosis Hepatis

2)       Penanggung jawab pasien
Nama                                : tidak terkaji
Alamat                              : tidak terkaji
Pekerjaan                          : tidak terkaji
Hubungan dengan pasien : tidak terkaji

B.     Riwayat kesehatan
1)       Keluhan utama
Mual dan muntah darah
2)       Riwayat kesehatan sekarang
Sehari sebelum masuk RS pasien mengeluh sesak nafas, nafsu makan menurun, mual (+), muntah merah kehitaman kurang lebih 2 gelas, BAB hitam, urine kuning pekat, mata dan wajahnya tampak kuning. Pasien segera dibawa ke RS.
3)       Riwayat penyakit dahulu
Pasien adalah penderita Hepatitis B dan HBs Ag (+) sejak 7 tahun yang lalu.
4)       Riwayat penyakit keluarga
Tidak terkaji

C.     Observasi dan pemeriksaan fisik
1)       Keadaan umum                  : Compos mentis; GCS: tidak terkaji
TTV : TD: 110/70 mmHg
            N: 100 x/mnt
            R: 28 x/mnt
            S: 38°C
2)       Pengukuran antropometri
BB : tidak terkaji
TB: tidak terkaji
3)       System pengelihatan
Konjungtiva anemis, sclera ikterik

4)       System pernapasan
Klien sesak napas, ronchi (+/+), hasil rontgen terbaca adanya effusi pleura bilateral. RR 28 x/mnt, terpasang oksigen 4 lt/mnt binasal kanul.
5)       System kardiovaskuler
JVP tidak meningkat, TD: 110/70 mmHg, N: 100 x/mnt.
6)       System pencernaan
Nafsu makan klien menurun, mual (+), muntah merah kehitaman kurang lebih 2 gelas, BAB hitam, abdomen tampak cembung, ascites, terdapat hepatomegali.
7)       System perkemihan
Urine berwarna kuning pekat.
8)       System musculoskeletal
Lengan atas kurus, ekstremitas atas tidak ada edema, ekstremitas bawah edema, pittig edema +2.
9)       System integument
Terdapat spiderNevi (+)
D.     Pola aktivitas sehari-hari
  
E.      Data penunjang
a)       Hasil laboratorium

No
JENIS PEERIKSAAN
HASIL
NILAI NORMAL
SATUAN
1
Hematologi
-          Hemoglobin
-          Leukosit
-          Hematokrit
-          Trombosit
-          Eritrosit

7
10.600
-
360.000
-

12,0- 16,0
4.400 – 11.300
35 - 47
150.000 – 450.000
3,6 – 5,6

gr/dL
mm³
%
mm³
juta/UL
3
Kimiaklinik
-          AST (SGOT)
-          ACT (SGPT)
-          Ureum
-          Kreatinin

135
150
46
5,2

<50
<50
15 – 50
0,7 – 1,2

U/L 37º
U/L 37º
mg/dL
mg/dL
4
Glukosa Darah Sewaktu
      -    GDS
-          Natrium (Na)
-          Kalium (K)
-          Kalsium ©

90
3,00
4,00

120
135 -145
3,6 – 5,5
4,7 – 5,2


mEq/L
mEq/L
mEq/L
5
Pemeriksaan Protein
  - Protein total
  - Albumin

6,0
1.9

7-7,5
3.5-5.5

g/dl
g/dl
6
  Pemeriksaan Pigmen
 - Bilirubin direk
 -Bilirubin Total

20
10,5

0-0,3
0-0,9

Mg/dl
Mg/24 jam



Pemeriksaan
1.       Jenis pemeriksaan: USG
Tanggal                : tidak terkaji
Hasil                     : pembesaran hepar e.c Chirrosis Hepatis

2.       Jenis pemeriksaan : rontgen
Tanggal                  : tidak terkaji
Hasil                       : effuse pleura bilateral

b)       Therapy:
-          Vitamin K 2x1 ampul/ IV
-          Lasik 2x40 mg/ IV
-          Vitazim 3x1 tab p.sonde
-          Vometa 3x1 tab p.sonde
-          Infuse RL: Comafusin hepar: Martos = 2:1:1 = 2000 cc per 24 jam
-          Diit cair TKTP
-          Rencana transfuse PRC 2 labu dan Albumin 1x1 labu untuk 3 hari
-          Rencana bilas lambung


F.      Analisa data
Data
Kemungkinan penyebab
Masalah
DS: klien mengeluh sesak nafas

DO: klien tampak sesak, RR: 28x/ mnt, terdengar bunyi ronchi
Hati
Virus hepatitis
Infeksi
Peradangan
Nekrosis
Sirosis
Hiprtensi portal
↑ resistensi aliran darah
↑ kapiler ke rongga abdomen
Cairan keluar dan masuk ke perineum
Asites
Penekanan diagfragma
Rongga paru menyempit
Sesak

Pola nafas tidak efektif b.d sesak
DS: klien mengatakan nafsu makan menurun, klien mengeluh mual, muntah merah kehitaman ±2 gelas

DO: klien terlihat lemah, lengan kurus
Hati
Virus hepatitis
Inveksi
Peradangan
Nekrosis
Sirosis
Distensi/ iritasi lambung
Merangsang pusat medulla
Mual, muntah

Ketidak seimbangan nutrisi b.d mual muntah
DS: -
DO: edema ekstermitas bawah, pitting edema +2, acites
Hati
Virus hepatitis
Infeksi
Peradangan
Nekrosis
Sirosis
Hipertensi portal
↑ resistensi aliran darah
↑ kapiler ke rongga abdomen
Cairan keluar dari hati masuk ke perineum
Acites
Albumin keluar
Protein darah ↑
Tk. Osmotik ↑
Edema interstisium
Grafitasi
Edema ekstremitas bawah
Kelebihan volume cairan b.d edema

G.     Diagnose berdasarkan prioritas
a.       Pola nafas tidak efektif b.d sesak
b.       Ketidak seimbangan nutrisi b.d mual, muntah
c.       Kelebihan volume cairan b.d edema

H.     Rencana asuhan keperawatan
Nama         : Ny. A                                                     No. medrec        : tidak terkaji
Ruangan    : tidak terkaji                                            Diagnosa medis : chirrosis hepatis

No.
Diagnose keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1
Pola nafas tidak efektif b.d sesak ditandai dengan
DS: klien mengeluh sesak nafas

DO: klien tampak sesak, RR: 28x/ mnt, terdengar bunyi ronchi
Setelah di lakukan perwatan selama 2x24jam pasien dapat bernafas tanpa alat bantu. Kriteria hasil:
Status pernapasan:
1.       Frekuensi pernapasan 16-20 x/mnt
2.       Bunyi pernapasan saat di auskultasi baik paru-paru kanan maupun paru-paru kiri berbunyi vesikuler

Status ventilasi:
1.       Mendapatkan oksigen dengan maksimal
2.       Pertukaran karbon dioksida dengan lancar
3.       Bunyi napas bersih tidak ada dispneu/ ortopneu

Tanda tanda vital:
1.       BP: sistolik 90-120 mmHg; diastolic 60-80 mmHg
2.       RR: 16-20 x/mnt
3.       HR: 60-100 x/mnt
4.       Temp: 36,5°C-37,5°C


1.      berikan terapi O2 4 lt/mnt binasal canul

2.      atur posisi klien semi fowler








3.      pantau TTV




4.      kaji status pernafasannya; frekuensi, irama, kedalaman, suara nafas, pantau pergerakan dada, lihat kesimetrisannya apakah menggunakan pergerakan otot-otot tambahan seperti otot intercosta




5.      penyuluhan kepada keluarga agar tahu pada saat terjadi ketidak efektifan pola nafas
1.       memenuhi kebutuhan O2 pasien

2.       memudahkan pernapasan dengan menurunkan tekanan diafragma dan meminimalkan ukuran aspirasi secret

3.       menunjukan munculnya infeksi dan komplikasi

4.       pernapasan dangkal cepat/ dispnea mungkin ada sehubungan dengan hipoksia dan/atau akumulasi cairan dalam abdomen


2
Ketidak seimbangan nutrisi b.d mual, muntah ditandai dengan
DS: klien mengatakan nafsu makan menurun, klien mengeluh mual, muntah merah kehitaman ±2 gelas

DO: klien terlihat lemah, lengan kurus
Setelah dilakukan perawatan selama 2x24 jam nutrisi klien dapat terpenuhi.
Kriteria hasil:
Mengatasi mual:
1.       kaji kapan muncul rasa mual
2.       kaji yang mengakubatkan rasa mual

Status nutrisi:
1.       pemasukan gizi dengan diet cair TKTP
2.       diet rendah garam
3.       pemasukan makanan sesuai dengan yang dibutuhkan klien
4.       berat badan bertambah

pemberian makan lewat selang atau NGT
1.       management mual, muntah


2.       ajarkan klien untuk menelan secara sadar atau napas dalam untuk menekan reflex muntah

3.       berikan informasi kepada keluarga tentang kebutuhan nutrisi










4.       kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang di butuhkan klien

5.       kolaborasi untuk tindakan bilas lambung








6.       berikan obat yang di resepkan untuk mengatasi mual, muntah

7.       terapi nutrisi: pasang NGT
1.       mencegah dan meredakan mual, muntah

2.       meminimalkan mual dan muntah





3.       buruknya toleransi terhadap makan banyak mungkin berhubungan dengan peningkatan tekanan inra abdomen/ asites. Pasien mungkin makan lebih baik bila keluarga terlibat

4.       agar kebutuhan nutrisi klien tepat





5.       untuk mengeluarkan darah yang ada pada lambung, mencegah terjadinya iritasi pada lambung

6.        






7.       pasien cenderung mengalami luka dan/atau pendarahan gusi dan rasa tidak enak pada mulut dimana menambah anoreksia

3
Kelebihan volume cairan b.d edema ditandai dengan
DS: -
DO: edema ekstermitas bawah, pitting edema +2, acites
Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam cairan dalam tubuh seimbang.
Kriteria hasil:
1.       tidak ada pitting edema
2.       acites berkurang
3.       hasil rontgen tidak tampak efusi bilateral.

Tanda-tanda vital:
1.       BP: sistolik 90-120 mmHg
2.       RR: 16-20 x/mnt
3.       HR: 60-100 x/mnt
4.       Temp 36,5°C-37,5°C
Menejemen cairan
·         Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
·         Pasang urin kateter jika diperlukan
·         Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas urin  )
·         Monitor TTV
·         Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles, CVP , edema, distensi vena leher, asites)
·         Kaji lokasi dan luas edema
·         Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian
·         Berikan diuretik sesuai interuksi
·         Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi dilusi dengan serum Na < 130 mEq/l
·         Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk

Monitoring cairan
·         Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi
·         Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak seimbangan cairan (Hipertermia, terapi diuretik, kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi hati, dll )
·         Monitor berat badan
·         Monitor serum dan elektrolit urine
·         Monitor serum dan osmilalitas urine
·         Monitor BP, HR, dan RR
·         Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan irama jantung
·         Monitor parameter hemodinamik infasif
·         Catat secara akurat intake dan output
·         Monitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer dan penambahan BB
·         Monitor tanda dan gejala dari odema

1.       Mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mengatur keseimbangan
Cairan

2.       Untuk memantau intake output cairan

3.       Menunjukan status volume sirkulasi, terjadinya/ perbaikan perpindahan cairan, dan respon terhadap terapi





KESIMPULAN
Sirosis hepatis merupakan penyakit lanjut dari penyakit hati yang menyebabkan terganggunya berbagai fungsi tubuh yang berhubungan dengan hati. Diantaranya pada system pencernaan seperti BAB menjadi hitam,dan urine pekat.pada system sirkulasi cairan terjadinya edema dan acites. Pada system metabolisme nutrisi menjadi terganggu. Yang menyebabkan pasien rentan terhadap berbagai komplikasi yang dapat menyertainya..
Oleh karena itu ketepatan diagnose dan penanganan yang berkolaborasi secara tepat sangat dibutuhkan dalam penata laksanaan sirosis hati.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

GLAMORGAN PRESSURE ULCER RISK ASSESSMENT SCALE

GLAMORGAN PRESSURE ULCER RISK ASSESSMENT SCALE (Alat pengkajian resiko luka tekan untuk neonatus dan anak-anak) FAKTOR RESIKO SKOR Mobilitas Pasien tidak bisa digerakkan tanpa menimbulkan banyak kesulitan atau kerusakan ko n disi Dibawah general anaestesia > 2 jam 20 Tidak mampu merubah posisi tanpa bantuan/ tidak mampu mengo n trol pergerakan tubuh 15 Bisa bergerak tetapi tidak sesuai dengan usia 10 Mobilitas normal sesuai usia 0 SKOR Alat Terpasang mesin/ alat kesehatan/ suatu benda/ permukaan keras yang menekan atau menggesek kulit. Contoh: pulse oximeter, ET tube, masker, slang/ wires, stocking anti-emboli, arm sling, bidai/ gips , kanula IV bersayap, probe oximeter, gelang identitas plastik 15 SKOR Lainnya Anemia (Hb < 9 gr%) 1 Pyreksia menetap (Suhu > 38ºC lebih dari 4 jam) 1 Perfusi perifer buruk (ekstremitas dingin/ refil kapiler > 2 detik/ kulit berkeringat dingin) 1 Nutrisi tidak adekuat (di

Makalah gagal ginjal kronis

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar belakang setiap manusia terdapat 2 ginjal di dalam tubuhnya. Setiap ginjal terdiri dari sekitar satu juta unit fungsional yang disebut nefron. Setiap nefron berawal sebagai suatu berkas kapiler, yang disebut glomerulus, yang berubah menjadi tubulus panjang yang melengkung dan berkelok-kelok. B.      Rumusan masalah Dalam penyusunan makalah ini penyusun merumuskan masalah,yaitu sebagai berikut: 1.       Apa itu gagal ginjal kronis ? 2.       Apa Tanda dan gejala GGK ? 3.       Bagaimana patofisologis GGK ? 4.       Apa itu neprolithialisis ? 5.       Apa tanda dan gejala neprolitialisis ? C.      Tujuan penulisan Tujuan penyusun mengambil materi ini berharap semua tahu tentang : 1.       Mengetahui apa itu gagal ginjal kronis ? 2.       Mengetahui apa Tanda dan gejala GGK ? 3.       Mengetahui bagaimana patofisologis GGK ? 4.       Mengetahui apa itu neprolithialisis ? 5.       Mengetahui apa tanda dan gejala neprolitiali