BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
setiap manusia terdapat 2 ginjal di dalam tubuhnya. Setiap
ginjal terdiri dari sekitar satu juta unit fungsional yang disebut nefron.
Setiap nefron berawal sebagai suatu berkas kapiler, yang disebut glomerulus,
yang berubah menjadi tubulus panjang yang melengkung dan berkelok-kelok.
B.
Rumusan masalah
Dalam penyusunan makalah ini penyusun merumuskan
masalah,yaitu sebagai berikut:
1.
Apa itu gagal
ginjal kronis ?
2.
Apa Tanda dan
gejala GGK ?
3.
Bagaimana
patofisologis GGK ?
4.
Apa itu
neprolithialisis ?
5.
Apa tanda dan
gejala neprolitialisis ?
C.
Tujuan penulisan
Tujuan penyusun mengambil materi ini berharap semua
tahu tentang :
1.
Mengetahui apa
itu gagal ginjal kronis ?
2.
Mengetahui apa
Tanda dan gejala GGK ?
3.
Mengetahui
bagaimana patofisologis GGK ?
4.
Mengetahui apa
itu neprolithialisis ?
5.
Mengetahui apa
tanda dan gejala neprolitialisis ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. GGK/ Gagal Ginjal Kronis
1.1 Pengertian
Gagal ginjal kronik adalah destruksi struktur ginjal
yang progesif dan terus menerus (Patofisiologi Corwin, 490).
Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap-akhir
(ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan ireversibel dimana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
dan elektrolit, menyebabkan uremia (KMB:2, 1448).
1.2 Penyebab
1. Glomerulonefritis kronis
2. Hipertensi
3. kencing manis (diabetes melitus)
4. batu ginjal
5. infeksi kronis saluran air kencing (virus TBC)
6. Makanan, minuman dan obat-obatan
(Nefron Toksik)
7. Obesitas
8. rokok
1.3 Patofisiologi
Kegagalan
ginjal ini bisa terjadi karena serangan penyakit dengan stadium yang
berbeda-beda
Stadium I
Penurunan
cadangan ginjal.
Selama
stadium ini kreatinine serum dan kadar BUN normal dan pasien asimtomatik.
Homeostsis terpelihara. Tidak ada keluhan. Cadangan ginjal residu 40 % dari
normal.
Stadium
II
Insufisiensi
Ginjal
Penurunan
kemampuan memelihara homeotasis, Azotemia ringan, anemi. Tidak mampu
memekatkan urine dan menyimpan air, Fungsi ginjal residu 15-40 % dari normal,
GFR menurun menjadi 20 ml/menit. (normal : 100-120 ml/menit). Lebih dari 75 % jaringan yang berfungsi telah
rusak (GFR besarnya 25% dari normal), kadar BUN meningkat, kreatinine serum meningkat melebihi kadar normal. Dan
gejala yang timbul nokturia dan poliuria (akibat kegagalan pemekatan urine)
Stadium
III
Payah
ginjal stadium akhir
Kerusakan
massa nefron sekitar 90% (nilai GFR 10% dari normal). BUN meningkat, klieren
kreatinin 5- 10 ml/menit. Pasien oliguria. Gejala lebih parah karena ginjal tak
sanggup lagi mempertahankan homeostasis cairan dan elektrolit dalam tubuh.
Azotemia dan anemia lebih berat, Nokturia, Gangguan cairan dan elektrolit,
kesulitan dalam beraktivitas.
Stadium
IV
Tidak
terjadi homeotasis, Keluhan pada semua sistem, Fungsi ginjal residu kurang dari
5 % dari normal.
1.4 tanda dan gejala
•
Lemah
•
Anoreksia,
mual dan muntah
•
Edema
•
Pruritis/gatal
•
Perubahan
fungsi saraf dan otot
•
Sesak napas
•
Anemia,
|
•
Tekanandarahmeningkat(hipertensi),
•
Nafas bau,
•
kulit berwarna abu-abu,
•
osteomalasia,
•
pruritus,
•
nyeri sendi.
|
1.5 posedur diagnostic
a. Pemeriksaan sinar-X atau ultrasonografi akan
memperlihatkan ginjal yang kecil atau atrofi.
b. Nilai BUN serum, kreatinin, dan
GFR tidak normal.
c. Hematokrit da hemoglobin turun
d. pH plasma rendah
e. Penigkatan kecepatan pernafasan
mengisyaratkan kompensasi pernafasan akibat asidosi metabolik.
1.6 penatalaksanaan medic
a. Pada penurunan cadangan ginjal dan insufiensi ginjal,
tujuan penatalaksanaan adalah memperlambat kerusakan nefron lebih lanjut,
terutama dengan restriksi protein dan obat-obat antihipertensi.
b. Pada penyakit gagal-ginjal, terapi berupa transfusi darah, dialisis atau
transplantasi ginjal.
c. Pada gagal ginjal, terapi ditujukan untuk mengoreksi
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
d. Deteksi dini dan terapi infeksi
e. Penurunan cadangan dan infensius
ginjal untuk memperlambat keruskan nefron lebih lanjut terutama dengan retriksi
protein
f. Diit tinggi kalori dan rendah
protein (20-4- gr/ hari) diit tinggi kalori menghilangkan gejala onoreksi dan
nausea dari uremia. Menyebabkan penurunan ureum dan perbaikan gejala
g. Obat-obatan anti hipertensi,
suplemen besi, agen pengikan fosfat, suplemen kalsium, kalsium furosemid
1.7 terapi farmakologic
a. Tramadol
Tramadol adalah analgesik kuat
yang bekerja pada reseptor opiat. Tramadol mengikat secara stereospesifik pada
reseptor di sistem syaraf pusat sehingga memblok sensasi rasa nyeri dan respon
terhadap nyeri. Disamping itu tramadol menghambat pelepasan neurotransmitter
dari syaraf aferen yang sensitif terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri
terhambat.
Indikasi
Efektif untuk pengobatan nyeri
akut dan kronik yang berat, termasuk nyeri pasca pembedahan, nyeri akibat
tindakan diagnostik.
Cara pemberian :
i.v : 100 mg (1 ampul), diinjeksikan secara
lambat atau dilarutkan dalam larutan infus, kemudian diinfuskan.
b. Ciprofloxacin
Indikasi:
Untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh kuman patogen yang peka terhadap ciprofloxacin, antara lain pada :
- Saluran kemih termasuk prostatitis.
- Uretritis dan serpisitis gonore.
Untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh kuman patogen yang peka terhadap ciprofloxacin, antara lain pada :
- Saluran kemih termasuk prostatitis.
- Uretritis dan serpisitis gonore.
Dosis:
1.Untukinfeksi saluran kemih:
- Ringan sampai sedang : 2 x 250 mg sehari
- Berat : 2 x 500 mg sehari
- Untuk gonore akut cukup pemberian dosis tunggal 250 mg sehari
1.Untukinfeksi saluran kemih:
- Ringan sampai sedang : 2 x 250 mg sehari
- Berat : 2 x 500 mg sehari
- Untuk gonore akut cukup pemberian dosis tunggal 250 mg sehari
c.Ranitidin
Ranitidin adalah suatu histamin
antagonis reseptor H2 yang bekerja dengan cara menghambat kerja histamin secara
kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung.
Injeksi IV harus diencerkan,
dapat diberikan melalui IVP (intravenous pyelogram) atau IVPB (intravenous
piggy back) atau infus IV kontinu. Untuk IVP:ranitidin(biasanya 50 mg)harus
diencerkan sampai total 20 ml dengan normal saline atau larutan dekstrosa 5% dalam
air dan diberikan selama minimal 5 menit. IVPB:diberikan selama 15-20 menit.
Infus IV kontinu:diberikan dengan kecepatan 6,25 mg/jam dan titrasi dosis
berdasarkan pH lambung selama 24 jam. Unlabeled/investigational use:tukak yang
kambuh setelah operasi; perdarahan saluran cerna bagian atas; pencegahan
penumonitis aspirasi asam selama pembedahan, dan pencegahan tukak yang
disebabkan oleh stres.
1.8 penatalaksanaan diet
1.
Pengaturan diet
protein diajukan pada penderita azotemia dapat mengurangi asupan kalium, fosfat
dan produksi ion hidrogen. Gejala-gejala seperti mual, muntah, letih dapat
membaik.
2.
Pengaturan diet
kalium, jumlah yang diperbolehkan 40 – 80 mEq/hari.
3.
Pengaturan diet
natrium dan cairan, jumlah yang diperbolehkan 40 – 90 mEq/hari (1 hingga 2 g
natrium). Asupan yang terlalu bebas dapat menyebabkan terjadinya retensi
cairan, edema perifer, edema paru, hipertensi, dan gagal jantung kongestif.
A. Neprolithiasis
1.1
Pengertian
Terdapatnya kalkulus atau batu dalam ginjal (Kamus Saku Perawat Ed. 22,
459)
1.2
penyebab
1.
Merupakan suatu penyakit yang salah satu gejalanya
adalah pembentukan batu di dalam ginjal.
2.
Batu ginjal
disebabkan oleh peningkatan pH urin (mis. batu kalsium bikarbonat) atau
penurunan pH urin (mis. batu asam urat). Konsentrasi bahan-bahan pembentuk asam
batu yang tinggi didalam darah dan urin atau kebiasaan makan tertentu, juga
dapat merangsang pembentukan batu. Segala sesuatu yang menghambat urin dan
menyebabkan statis (tidak ada pergerakan) urin di bagian mana saja di saluran
kemih, meningkatkan kemungkinan pembentukan batu
1.3
Patofisiologi
C Asuhan
keperawatan
TINJAUAN KASUS
A. Tinjauan
Kasus
1.
Pengkajian
a.
Pengumpulan Data
1)
Identitas
a).
Identitas Klien
Nama :
Tn. S
Umur :
45 tahun
Jenis kelamin :
Laki-laki
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Supir Truk
Suku / Bangsa :
Tanggal masuk RS :
2 Mei 2008
Tanggal Pengkajian :
9 Mei 2008
Diagnosa medis :
Nomor medrec :
b).
Identitas
Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Hubungan dengan Klien :
Alamat :
b. Riwayat Kesehatan
1.
Keluhan utama
Klien mengeluh SESAK
2. Riwayat
kesehatan sekarang
Pada tanggal 2 mei
2008 pukul 06.30 WIB klien masuk ke UGD dengan keluhan sesak napas . dan
sakit pinggang . pada saat di perkusi costovertebral klien berteriak kesakitan
. pada saat dilakukan pengkajian pada
tanggal 9 mei 2008 pukul 14.00 WIB Tn.S
datang dari OK dengan post op.neprolithotomy dextra on CKD dengan
narkose spinal .terdapat luka jahitan
post op neprolithotomy pada area Mc Burney . klien tampak kelihatan kesakitan ,
wajah tegang terutama bila bergerak
dengan skala nyeri 6 ( dari rentang 1 – 10 ).
3.
Riwayat
Kesehatan Yang Lalu
Klien
mengaku sering mengeluh nyeri pinggang dan terasa panas terutama apabila lama duduk
menyetir,tetapi biasanya akan berkurang bila minum obat pereda nyeri dari
warung. Keluhan ini sudah berlangsung sejak 5 bulan yang lalu.
4.
Riwayat
Kesehatan Keluarga
c.
Pola
Aktivitas Sehari-hari
No
|
Aktivitas
|
Sebelum Sakit
|
Setelah Sakit
|
1
|
Nutrisi
a.
Makan
-
Frekuensi
-
Jenis
b.
Minum
-
Frekuensi
-
Jenis
|
Ø
3 x sehari habis 1 porsi
Ø
Nasi, tahu, tempe, lalab, sambal,
kadang-kadang, dengan ikan.Klien jarang makan buah-buahan
Ø
3-4 gelas sehari (±500-800 cc sehari)
Ø
Air putih, teh manis, kadang klien minum kopi
|
Ø
3 x sehari habis ¼ porsi
Ø
Nasi, bubur daging / ikan, buah-buahan
Ø
Klien mengatakan kurang nafsu makan karena mual..
Ø 1-2 botol @ 1,5
L (1500-3000 cc sehari)
Ø
Air putih, minum susu 1 gelas
sehari dari rumah sakit
|
2
|
Eliminasi
a.
BAK
-
Frekuensi
-
Warna
b.
BAB
-
Frekuensi
-
Warna
-
konsistensi
|
Ø
4-5x/ hari
Ø
kuning agak keruh
Ø
1x / hari
Ø
Kuning
Ø
Padat
|
Ø
Melalui Urine Kateter pada hari ke-5 (200cc/8jam)
Ø
200cc/8jam kuning keruh melalui Urine Kateter
Ø
1x / hari
Ø
Kuning
Ø
padat
|
3
|
Personal Hygiene
a.
Mandi
b.
Gosok Gigi
c.
Keramas
d.
Potong Kuku
|
Ø
2x/hari memakai sabun
Ø 2x/hari memakai pasta
Ø 2x/minggu memakai shampo
Ø
Bila panjang
|
Ø
1x/hari di lap oleh kelurga tidak memakai sabun.
Ø 1x/hari memakai pasta
Ø
Selama di rawat di RS belum keramas
Ø
Bila panjang
|
4
|
Istirahat Tidur
a.
Siang
b.
Malam
|
Ø
Jarang tidur siang
Ø
7-8 jam/hari tidur nyenyak
|
Ø
1-2 jam / hari
Ø
4-5 jam/hari tidur nyenyak
|
5
|
Kegiatan / Aktivitas Sehari-hari
|
Ø
Klien seorang kepala rumah tangga
dan sehari-harinya bekerja di kebun
|
Ø
Berbaring ditempat tidur.
Ø
Klien mengeluh lemah dan lelah saat beraktivitas.
|
d.
Pemeriksaan
fisik
Keadaan
umum : compos mentis
Gcs :15
Tekanan
darah : 160/100 mmHg
Nadi
:22x/mnt
Suhu
:360c
Respirasi
:16x/mnt
a).
Sistem
Pernafasan
b).
Sistem
Kardiovaskuler
Conjungtiva
anemis , muka pucat ,pitting edema +3 , bengkak pada pinggang kanan,
c).
Sistem
Perkemihan
d).
Sistem
Endokrin
e).
Sistem
Pencernaan
f).
Sistem
Integumen
Ada luka jahitan post neprolithotomy
dextra di area Mc Burney sekitar 10 cm arah vertical ditutup kassa steril
g).
Sistem
Persyarafan
Kesadaran
composmentis
Test Nervus
kranial
(1) Nervus I
(Olfaktorius)
Fungsi penciuman
(2) Nervus II
(Optikus)
Fungsi ketajaman
penglihatan
(3) Nervus III (Okulomotorius), IV (Trochlearis),
VI (Abducen)
(4) Nervus V (Trigeminus)
(5) Nervus VII (Facialis)
(6) Nervus VIII (Auditorius)
(7) Nervus IX (Glossofaringeus)
(8) Nervus X
(Vagus)
(9) Nervus XI (Assesorius)
(10) Nervus XII (Hipogolosus)
h).
Sistem
Muskuloskeletal
oedem
ekstermitas dan palpebra(+), pitting edema +3, bengkak pada pinggang kanan
e.
Data
Psikologis
a).
Status
Emosi
b).
Konsep
Diri
(1)
Body
Image
(2)
Identitas
(3)
Ideal
diri
(4)
Peran
diri
(5)
Harga
diri
c).
Pola
Koping
d).
Gaya
Komunikasi
e).
Kecemasan
f.
Data
Sosial
a).
Falsafah
hidup
b).
Sense
of Tracendence
c).
Konsep
Ketuhanan
g.
Data
Penunjang
a).
Data
Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium
Tanggal
|
Jenis Pemeriksaan
|
Hasil
|
Nilai Normal
|
Satuan
|
2 Mei 2008
Jam 06:30 WIB
Jam 12:30 WIB
|
·
Hemoglobin
·
Ureum
·
Kreatinin
·
Hemoglobin
·
Ureum
·
kreatinin
|
6,0
289
7,6
10
101
1,7
|
13-18
15-50
0,6-1,1
13-18
15-50
0,6-1,1
|
gr/dl
Mg/dl
Meq/L
gr/dl
Mg/dl
Meq/L
|
b).
Radiologi
c).
Terapi
·
Ciprofloxacin
3x1gram/IV
·
Tramadol
drip 2 ampul dalam NaCl 0,9% 20gtt/mnt
·
Ranitidin
3x1 ampul/IV
h.
Analisa data
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
keperawatan
|
1
|
DS:
·
Pasien mengatakan sesak
DO:
·
RR 28x/mnt
·
HR 100x/mnt
·
HB 10 gr%
|
Konjungtiva prngikatan
Pucat
Sesak nafas
|
Gangguan
kebutuhan oksigenasi
|
i.
Diagnosa
Keperawatan Berdasarkan Prioritas
1) Kelebihan
volume cairan b.d diet berlebih dan retensi cairan dan natrium
2. Perencanaan
nama : Tn S No.medrec :
umur : 45thn Diagnose
medis : nephrolithialisis
bilateral on CKD
jenis kelamin : laki
laki Alamat :
no
|
Diagnose
keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Paraf
|
1.
|
Kebutuhan
oksigenasi b.d penurunan produksi eritropoetin
DS
: pasien sesak nafas
DO:
·
RR 28x/mnt
·
HR 100x/mnt
HB 10 gr%
|
Setelah
di lakukan perawatan 2x24 jam
ü Pasien
tidak sesak
ü Nilai
Hb naik (13-18)
|
1. kaji TTV
2. transfuse PRC
3. lakukan HD
|
1.
dengan melihat TTV dapat melihat perkembangan pasien
2.
menambah produksi eriropoetin
3.
|
|
3. Implementasi
dan Evaluasi
tgl
|
DX
|
Jam
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
paraf
|
|
1
|
|
1.
mengkaji TTV
2.
memberikan transfuse PRC
3.melakukan
HD
|
DP I
S:
klien mengatakan masih sesak
O:
- TD 160/100 mmHg
-
HR 22x/mnt
-
RR 16x/mnt
-
Pasien sering menahan nafas
A:
masalah teratasi sebagian
P:
lanjutkan intervensi
|
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
setiap manusia terdapat 2 ginjal di dalam tubuhnya. Setiap
ginjal terdiri dari sekitar satu juta unit fungsional yang disebut nefron.
Setiap nefron berawal sebagai suatu berkas kapiler, yang disebut glomerulus,
yang berubah menjadi tubulus panjang yang melengkung dan berkelok-kelok.
DAFTAR PUTAKA
·
Brunner & suddarth,2001,keperawatan medical bedah,vol 2,
EGC,Jakarta
·
Elizabeth j.corwin,patofisiologi,EGC,jakarta
Komentar
Posting Komentar